OPD : Penyusunan Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta
Tahun : 2021
Kesimpulan/Summary :
Hasil dari kajian PEL tahun 2021 terhadap
kondisi ekonomi dan kondisi usaha dari para pelaku usaha di Kota Surakarta.
1. Penurunan nilai pertumbuhan PDRB kota surakarta menyebabkan sejumlah sektor
ekonomi mengalami pertumbuhan negarif di tahun 2020. Tiga sektor yang paling
mengalami dampak adalah subsektor transportasi dan pergudangan sebesar, akomodasi
dan makanan dan minuman dan sektor perdagangan dan pengecer termasuk dealer mobil
& motor tumbuh. Ketiga sektor ini mengalami kontraksi karena adanya kebijakan
pembatasan pergerakan, penutupan tempat usaha non-esensial selama masa PPKM level
empat.
2. Perlambatan pertumbuhan PDRB bahkan sebagian sektor minus (kontraksi) tahun 2020
mengakibatkan terjadi penurunan pendapatan riil penduduk Kota Surakarta dan berdapak
langsung pada melemahnya kemampuan daya beli masyarakat. Menurunya kemampuan
daya beli ini dapat ditujukan dengan pertumbuhan yang rendah (0,14%) pada konsumsi
rumah tangga.
3. Penurunan daya beli dan rendahnya konsumsi rumah tangga sepanjang 2020 memberikan
efek langsung pada penurunan omzet penjualan dari UMKM dan IKM di Kota Surakarta.
Hal ini dikarenakan dengan keterbatasan pendapatan, maka penduduk akan
memprioritaskan belanja kebutuhan primer dan mengurangi belanja sekunder dan tersier
(termasuk hiburan). kondisi ini juga secara tidak langsung berampak pada persentase
penduduk miskin yang meningkat menjadi 9,03% di tahun 2020.
4. Dampak penurunan pertumbuhan PDRB berikutnya adalah penurunan penyerapan tenaga
kerja, dimana . Kota Surakarta terjadi peningkatan pengangguran terbuka hampir dua kali
lipat dari 4,18% tahun 2019 menjadi 7,92% di tahun 2020. Kondisi ini harus secepatnya
diambil tindakan agar tidak menimbulkan potensi keresahan, penurunan produktivitas
tenaga kerja dan akhirnya menurunnya penerimaan pajak.
5. Hasil survei pada kegiatan pelaku usaha di Kota surakarta mendapati adanya 34,11%
responden menyatakan adanya unsur budaya dalam produk dan jasa yang ditawarkan ke
pelanggan. Unsur budaya ini berupa desain grafis atua motif batik, makanan tradisional,
produk ukiran dan ayaman dan produk/jasa yang mengandung tulisan atau cerita.
6. Dari hasil survei sebagian pelaku usaha di Kota Surakarta sudah mengenal dan mencoba
menggunakan media online sebagai salah satu media promosi dan penjualan. Tetapi setelah
mencoba dan merasakan berat/ tidak bisa mengikuti proses bisnis yang ada. Ada sebagian
pelaku usaha tidak aktif dalam pemasaran online dengan berbagai alasan tidak memiliki
tenaga kerja terampil yang dapat menangani admin ecommerce, tidak memiliki waktu yang
cukup untuk fokus dalam melayani pemasaran online. Setelah dilakukan pendalaman
banyak IKM yang tidak cocok karena pola model bisnis berubah dari make to stock
menjadi make to order dengan jumlah order yang tidak banyak (satuan). Tetapi harga jual
produk order tidak bisa dipatok jauh lebih mahal dari pada produk yang dipajang di toko
offliner. Pola perubahan produksi ini membawa dampak pada strategi sumber daya
manusia, dimana kebutuhan tenaga kreatif untuk desain produk mutlak dibutuhkan, tenaga
admin ecommerce yang terampil mengelola penawaran, order, penjualan dan pengiriman
barang dalam waktu yang relatif singkat.
7. Dari hasil survei juga diperoleh masalah lain selain pemasaran berupa masalah bahan baku
industri dan kuliner yang banyak mengalami kenaikan karena dampak covid 19 yang
menyebabkan adanya pembatasan wilayah dan pembatasan jumlah pekerja di pabrikpabrik menghasilkan baham baku seperti bahan baku makanan dan tekstil
8. Dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi pelaku usaha, pemerintah telah memberikan
berbagai jenis bantuan. Tetapi dari hasil survei diperoleh persentase yang menerima maka
masih banyak (rata-rata di atas 80%) pelaku ini yang belum menerima bantuan berbagai
jenis bantuan yang disediakan pemerintah. Implikasi dari kondisi ini maka pemerintah
daerah perlu melakukan update data umkm/ IKM yang berhak menerima karena terkena
dampak dengan mengikut sertakan pengurus RT&RW, asosiasi dan perlu adanya
peningkatan peranan masyarakat (tokoh masyarakat/ ulama) di sekitar lingkungan tempat
usaha untuk diajak untuk ikut mengawai penyaluran bantuan ini
Rekomendasi :
1. Untuk mengatasi peningkatan kemiskinan kota, pemerintah daerah dapat membuat peta
sebaran penduduk miskin dan mencoba upaya-upaya nyata yang dapat peningkatan
pendapatan penduduk di kawasan miskin tersebut. Upaya nyata ini dapat berupa
peningkatan peranan ekonomi (scale-up) dari usaha mikro, kecil dan menengah yang sudah
ada di masyarakat kawasan miskin. Upaya scale-up dapat melalui peningkatan
keterampilan, pemberian modal usaha berupa mesin/peralatan dan penguatan organisasi
bisnis yang di kawasan kemiskinan.
2. Untuk mengatasi peningkatan pengangguran terbuka ini Pemerintah Kota Surakarta dapat
memperbanyak peserta yang aktif di kelas-kelas inkubator bisnis seperti STP, inkubator
UNS dan lembaga pendidikan tinggi di Surakarta. Dan membuka lebih banyak kelaskelas pelatihan skill teknis yang dapat memberi bekal para pencari kerja dari penduduk
kota Surakarta
3. Implikasi hasil survei terkait adanya unsur budaya dalam produk dan jasa yang dihasilkan
pelaku usaha, maka mendorong semua pihak termasuk pemerintah daerah untuk terus
mengkapanyekan dan mengangkat usur budaya ini sebagai faktor pembeda produk solo
dengan daerah lain. Atau dapat dituangkan ke dalam produk-produk custom culture yang
sangat cocok bagi IKM dengan kemampuan produksi custom banyak ragam produk dan
bukan produksi massal.
4. Untuk membantu tim kreatif dari UMKM / IKM dalam membuat konten, maka pemerintah
daerah melalui dinas pariwisata dan dinas pendidikan mengadakan satu event regular /rutin
pengambilan foto produk yang dihasilkan UMKM / IKM sehingga menghasilkan gambar
konten yang menarik. Kedua dinas ini juga dapat menyediakan backsound yang gratis
bekerjasama dengan sanggar musik. Backsound ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh
pelaku usaha untuk membuat konten video / gambar profil produk / jasa.